Shalom, Penggerak....
Selamat hari Minggu..
Selamat hari Minggu..
Pandangan Akhir Tentang Melihat
“Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: ‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?’
Jawabnya: ‘Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.?
Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!’ Katanya: ‘ Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembah-Nya. Kata Yesus: ‘Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta”’
(Yohanes 9: 35-39).
Jawabnya: ‘Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.?
Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!’ Katanya: ‘ Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembah-Nya. Kata Yesus: ‘Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta”’
(Yohanes 9: 35-39).
Yesus tidak pernah meninggalkan mereka yang sudah bertahan bagi-Nya. mereka boleh saja “diusir ke luar” sebagaimana orang yang disembuhkan ini (Yoh. 9:34), bisa saja mereka punya masalah dalam keluarga karena keputusan mereka mengikut Yesus, atau mereka bisa saja kehilangan pekerjaan mereka. Tapi kabar baiknya adalah bahwa Yesus selalu setia membela kita apabila kita sudah putuskan untuk membela-Nya.
Maka itulah sebabnya kita menemukan Yesus sedang mencari laki-laki yang sudah diasingkan itu dan membimbingnya lebih jauh ke dalam kehidupan iman. Kepada orang yang merendah itu Yesus mengungkapkan diri-Nya sebagai Allah, dan dia semakin penuh menerima Yesus. Kesetiaan kepada Yesus membawa penyataan – hasilnya adalah penglihatan spiritual yang makin jelas dan semakin nyata.
Yohanes mengakhiri kisah orang yang dilahirkan buta itu dengan beberapa tema kesukaannya. Pertama, Yesus datang ke dunia untuk menghakimi. Kapan saja Yesus menghadapi orang, mereka menghakimi diri mereka sendiri.
Mereka yang berpikir bahwa Yesus yang mengetahui semuanya adalah mereka yang gagal menyadari bahwa mereka itu sungguh buta. Yang beginilah tidak menyadari kebutaan mereka yang tidak dapat disembuhkan atau diharapkan lagi.
Maka itulah sebabnya kita menemukan Yesus sedang mencari laki-laki yang sudah diasingkan itu dan membimbingnya lebih jauh ke dalam kehidupan iman. Kepada orang yang merendah itu Yesus mengungkapkan diri-Nya sebagai Allah, dan dia semakin penuh menerima Yesus. Kesetiaan kepada Yesus membawa penyataan – hasilnya adalah penglihatan spiritual yang makin jelas dan semakin nyata.
Yohanes mengakhiri kisah orang yang dilahirkan buta itu dengan beberapa tema kesukaannya. Pertama, Yesus datang ke dunia untuk menghakimi. Kapan saja Yesus menghadapi orang, mereka menghakimi diri mereka sendiri.
Mereka yang berpikir bahwa Yesus yang mengetahui semuanya adalah mereka yang gagal menyadari bahwa mereka itu sungguh buta. Yang beginilah tidak menyadari kebutaan mereka yang tidak dapat disembuhkan atau diharapkan lagi.
Sebaliknya, hanya mereka yang menyadari kebutaan mereka dan yang ingin melihat lebih baik yang akan dicelikkan mata mereka. Hanya mereka yang mengakui kelemahan mereka bisa menjadi kuat. Hanya mereka yang mengaku kebutaan mereka dapat belajar untuk melihat. Dan mereka yang mengenal dosa mereka sendiri dapat diampuni.
Seperti orang-orang Farisi di zaman Yesus, merekalah yang merasa bahwa mereka tidak butuh menerima bantuan. Tetapi mereka yang dilahirkan buta dan lemah, justru yang memperoleh penyembuhan.
Apabila kita dikonfrontasi oleh Yesus, maka kita akan melihat dengan jelas atau menjadi semakin buta. Bertemu Yesus adalah panggilan penghakiman. Kita entah bisa mengakui kebutaan kita dan menerima penyembuhan, atau kita bisa menyatakan bahwa kita sudah melihat dengan sempurna dan ditinggalkan di dalam kegelapan.
Di sinilah peluang yang tak ternilai harganya. Dan itulah milik Anda dan milik saya sementara kita berjalan sepanjang hari ini.
Tinggi Iman...
Tinggi ilmu...
Tinggi Pengabdian...
Tinggi ilmu...
Tinggi Pengabdian...
Salam Persaudaraan
No comments:
Post a Comment